SyekhAhmad Zarruq menjelaskan hubungan ibadah manusia dan konsep Islam, Iman, serta Ihsan. Hal ini disinggung Syekh Zarruq ketika mensyarahkan hikmah pertama pada Kitab Al-Hikam Ibnu Atha'illah. Menurut Syekh Zarruq, ibadah manusia bisa dikategorikan atas tiga konsep dasar di dalam agama Islam tersebut. Makadari itu ilmu tidak bersifat inheren, ilmu koheren dengan kebenaran karena sumber kebenaran adalah penopang peradaban. C. Hubungan Antara Iman Dan Ilmu Dalam Islam. Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Iman Islam dan Ihsan satu sama lainya memiliki hubungan karena merupakan unsur-unsur agama (Ad-Din). Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam. Disinilahhubungan antar ilmu dan ibadah, dimana ilmu tidak bermakna apa-apa tanpa ibadah, dan ibadah juga akan hampa jika tanpa ilmu, ilmu dan ibadah adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Rasulullah Saw bersabda : إِنَّ الْفَضْلَ اْلعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِي كَفَضْلِي عَلَى أَذْنَى رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي Ibadah adalah hubungan manusia dengan Allah. Ibadah dibagi menjadi 2 macam yaitu Mahmudah dan Ghoiru Mahmudah. · Ihsan di analogkan sebagai bangunan Islam ( rukun Iman adalah pondasi dan rukun Islam adalah bangunannya). Ihsan berfungsi sebagai pelindung bagi bangunan ke Islaman seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan, maka amal-amal Sz94oDS. loading... Banyak riwayat hadis tentang fadhail amal yang menjelaskan tentang amalan yang paling dicintai Allah. Namun para ulama hadis berkata bahwa jawaban Rasulullah dalam hadis-hadis tersebut disesuaikan dengan sang binti Rasyid ar-Ruwaisyid dalam "Ibadah Yang Paling Dicintai Allah" menyebut ada belasan ibadah yang sangat dicintai Allah. Dari yang belasan itu, Asma' menempatkan urutan pertama adalah iman kepada Allah. Ini kali kita bahas poin pertama ini terlebih dahulu, yakni amal yang sangat dicintai Allah adalah iman kepada-Nya. Baca Juga Pendapat ini didasarkan kepada sebuah hadis. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam SAW bersabdaقال رسول الله صلى الله عليه وسلم أحبُّ الأعمال إلى الله إيمانٌ بالله“Ibadah yang paling dicintai Allah subhanahu wa ta’ala adalah iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.” Baca Juga Iman kepada Allah subhanahu wa ta’ala SWT adalah tauhid, yaitu mengesakan Allah SWT dalam ibadah, dan ia adalah dengan mengosongkan untuk Allah SWT dengan amal hati dan anggota tubuh mengikutinya, karena iman adalah rakyat dan amalan yang sangat banyak. Baca Juga Di antaranya ada yang termasuk amal hati , di antara adalah amal anggota tubuh, dan yang lebih wajib adalah amal hati, ia lebih wajib dalam setiap waktu dan kepada semua mukallaf. Apabila sirna amal hati sirnalah iman. Sebagaimana kebaikan semua amal iman yang nampak –maksudnya amal anggota tubuh- diterima dan baiknya tergantung kebaikan iman hati yang merupakan dasar. Karena itulah, Ibnul Qayyim berkata dalam kitabnya Bada`iul Fawaid’ Mengenal hukum-hukum hati lebih penting dari pada mengenal hukum-hukum anggota tubuh, karena ia adalah dasar dan hukum-hukum anggota tubuh merupakan cabang Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa juga menyebut amalan badan tidak akan diterima tanpa perantara amalan hati. Karena hati adalah raja, sedangkan anggota badan ibarat prajuritnya. Bila Sang Raja buruk, maka akan buruk pula seluruh prajuritnya. Baca Juga .Amalan hati memiliki kedudukan yang agung. Bisa dikatakan, pahala dari amalan hati lebih besar daripada amalan badan. Sebagaimana dosa hati lebih besar daripada dosa badan. Oleh karena itu kita dapati; dosa kufur dan kemunafikan lebih besar daripada dosa zina, riba, minum khamr, judi agama dan kaidahnya di sisi seorang mukmin bertolak dari amal hati yang dimulai dengan menerima keindahan ilmu dan berita-berita Rabbani yang berbuah darinya semua amal hati, seperti yakin kepada Allah SWT, mengikhlaskan agamanya bagi-Nya, mencintai-Nya, tawakkal kepada-Nya, bersyukur kepada-Nya, sabar terhadap hukumnya secara taqdir dan syar’i, takut dari-Nya, berharap kepada-Nya, loyal pada-Nya, hina, tunduk dan kembali kepada-Nya, tenang dengan-Nya, dan selain yang demikian itu sangat banyak. Baca Juga Dan manusia dalam amal iman secara lahir dan batin berbeda-beda dalam kedudukan dan derajat mereka menurut kadar menunaikannya secara jumlah dan cara. Di antara mereka adalah zalim terhadap dirinya, di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada yang terdahulu dengan kebaikan, dan setiap golongan dari tiga golongan ini ada kedudukan yang tidak bisa menghitungnya kecuali Allah Rajab rahimahullah berkata saat menerangkan hadis Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah...al-Hadits Padanya merupakan isyarat bahwa kebaikan gerakan hamba dengan anggota tubuhnya, menjauhinya bagi yang diharamkan, dan menjauhinya bagi yang syubhat adalah menurut kebaikan gerakan hatinya. Baca Juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk membentuk pribadi yang bermoral harus dibentengi dengan keimanan dan sedini mungkin sesuai tingkat perkembangan kemampuan anak . kepribadian dalam islam adalah ketakwaan, maka setiap proses pembentukan kepribadian menuju kepada takwa kepada Allah SWT. Takwa disini dimaksud meliputi keimanan kepada Allah, ibadah kepada Allah dan berhubungan sesama manusia dan lingkungannya , termasuk kemasyaraktan dan kenegaraan . B . Rumusan Masalah a. ApaHubunganImanDenganIbadah ? b. Apasajamacam – macamibadah ? BAB II PEMBAHASAN A. Hubungan Iman dengan Ibadah Iman adalah membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan serta mengamalkan dengan perbuatan. Yang dimaksud membenarkan dengan hati yaitu mempercayai dan meyakini segala yg dibawa rasulullah. Yang dimaksud dengan mengikrarkan dengan lisan adalah mengucap dua kalimah syahadat. Sedangkan maksud dari mengamalkan dengan perbuatan yaitu hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan dan badan mengamalkan dalam bentuk ibadah jika syarat – syarat diatas terpenuhi maka seorang dapat dikatakan “Mukmin”. Ibadah berasal dari kata abd secara bahasa berarti “hamba sahaya”, “anak panah yang pendek dan lebar”, dan “tumbuhan yang memiliki aroma yang harum”. Pengerttian tersebut mengisyaratkan bahwa ibadah mengandung ciri-ciri kekokohan dan kelemahlembutan, maksudnya pelaksanaan ibadah harus diiringi oleh kesetiaan yang kuat dan kehalusan. Secara bahasa ibadah diartiakan seagai penyembahan,pengabdian, dan ketaatan. Hubungan iman dengan ibadah adalah sejauh mana keimanan dapat mempengaruhi ibadah dan etika atau moral dan sebaliknya. Keimanan atau akidah adalah fondasi dari semua ajaran Islam, yaitu akidah, syariah dan akhlak. Seseorang yang telah beriman atau barakidah harus mengimplentasikan keimanannya dengan syariah yaitu beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan sesama manusia dan alam sekitar. Akidah diwujudkan dalam pengucapan dua kalomat syahadat, diimani, diyakii dan dibenarkan dalam hatinya. Sebagai wujud keimannnya kepada Allah, dia harus melaksanakan syariah berupa ibadah atau ibadah madhah dan ibadah muamalah ghairu madhah. Yang mana ibadah madhah artinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an antara hamba dengan Allah secara langsung. Sedangakan ibadah muamalah ghairu madhah artinya segala amalan yang diizinkan oleh Allah, misalnya ibadaha ghairu mahdhah ialah belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong dan lain sebagainya. Orang yang beriman disebut mukmin. Sedangkan seorang mukmin yang teah melakukan ibadah dan muamalah disebut muslim. Seseorang mukmin belum dapat disebut muslim apabila dia belum melaksanakan ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah gairu madhah. Keimanan dan keislaman seseorang harus dilengkapi dengan ibadah dalam rukun Islam yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji. Keimanan kepada Allah menyebabkan keiman kepada malaikat, Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah, hari kiamat dan qadha dan qadar Allah. Iman yang baik dan benar harus diwujudkan dalam amaliyah yang sesuai hukum-hukum Allah, antara lain melaksanakan rukun Islam yang lima tadi. Maka keimanan seseorang sangat erat kaitannya dengan ibadah. Bahkan tujuan akhir dari ibadah adalah beriman kepada Allah SWT, dan kepada rukun iman yang enam di atas. Syahadat diucapkan dengan lisan, dibenarkan dengan hati, dan dibuktikan dengan amaliyah berupa ibadah. Keeratan hubungan iman dengan ibadah dinyatakan Allah dengan menyebutkan imanaamanu selalu diiringi dengan amal shaleh aamilush shaliahat. Iman dengan ibadah juga memiliki hubungan kausalitas sebab akibat. Kualitas iman seseorang ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ibadah orang tersebut. Makin tinggi kualitas ibadah seseoarang misal shalat makin khusu’, mengurangi atau menghilangkan syirik kepada Allah. Dan kuantitasnya misal menambah shalat wajib dengan shalat sunnah, banyak bershadaqah akan menambah dan mempertebal iman seseorang, makin mngurangi dan mempertipis, bahkan dapat menghilangkan kualitas iman seseorang kepada Allah SWT. Pelaksanaan ibadah yang dilandasi iman yang kuat memberikan dampak positif terhadap sikap dan perilaku seorang muslim. Allah berfirman “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Al-Ankabut 45 Shalat itu mengandung dua hikmah, yaitu dapat menjadi pencegah diri dari perbuatan keji dan perbuatan munkar. Maksudnya dapat menjadi pengekang diri dari kebiasaan melakukan kedua perbuatan tersebut dan mendorong pelakunya dapat menghindarinya. Denagn keimanan seeorang akan tunduk dan patuh kepada aturan-aturan Allah. Dengan demikian sesungguhnyalah sangat erat hubungan dan saling mempengaruhi antara iman dengan ibadah kepada Allah SWT. . Berikut hadis yang menjelaskannya Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata Rasulullah SAW bersabda “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?.” Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata Rasulullah SAW bersabda “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang musyrik.” Lalu seorang laki-laki bertanya “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu mati sebelum itu?” Beliau menjawab “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.” Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu Bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang anak orang-orang musyrik, lalu beliau menjawab Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan. Untuk membentuk pribadi yang bermoral harus dibentengi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, yang dimulai dari lingkungan keluarga dan dilakukan sedini mungkin sesuai tingkat perkembangan kemampuan anak. Kepribadian dalam Islam adalah ketakwaan, maka setiap proses pembentukan kepribadian menuju kepada takwa kepada Allah SWT. Takwa disini dimaksud meliputi keimanan kepada Allah, ibadah kepada Allah dan berhubungan sesama manusia dan lingkungannya, termasuk kemasyarakatan dan kenegaraan. Pembentukan kepribadian dimulai dengan penanaman ketauhidan kepada anak, sebab 1. Tauhid memberikan ketentraman batin dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusyrikan. 2. Tauhid membentuk sikap dan perilaku keseharian seseorang. 3. Tauhid sebagai aqidah dan falsafah hidup. 4. Tauhid sebagai ilmu yang merupakan hasil pengkajian para ulama terhadap apa yang tersurat dan tersirat di dalam al qur’an dan hadits. 5. Tauhid sebagai sebagian sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan. 6. Tauhid membimbing manusia ke jalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadat dengan penuh keikhlasan. 7. Tauhid mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan. 8. Tauhid mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin. Oleh sebab itu upaya membentuk kepribadian manusia dengan memantapkan, menguatkan dan mengokohkan akidah dalam diri manusia. Denagn akidah yang kuat, pikiran manusia menjadi tenang, emosinya stabil dan jiwanya tenteram, sehingga kepribadiannya juga mantap. Dengan akidah yang kuat mentalnya juga kuat dan tangguh, tidak tergoda oleh perhatian, cinta kasih dan kepedulian orang lain yang menjauhi akidah seseoarang. Baginya yang penting adalah perhatian, kasih sayang dan kepedulian dari Allah SWT, yang diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan positif. B. Macam – Macam Ibadah Praktekibadahsangatlahberagam, tergantungdarisudutmanakitameninjaunya. 1. Dilihatdarisegiumumdankhusus, makaibadahdibagiduamacam a IbadahKhoshohadalahibadah yang ketentuannyatelahditetapkandalamnash dalil/dasarhukum yang jelas, yaitusholat, zakat, puasa, dan haji; b IbadahAmmahadalahsemuaperilakubaik yang dilakukansemata-matakarena Allah SWT sepertibekerja, makan, minum, dantidursebabsemuaituuntukmenjagakelangsunganhidupdankesehatanjasmanisupayadapatmengabdikepada-Nya. 2. Ditinjaudarikepentinganperseoranganataumasyarakat, ibadahadaduamacam a ibadahwajib fardhu sepertisholatdanpuasa; b ibadahijtima’i, seperti zakat dan haji. 3. Dilihatdaricarapelaksanaannya, ibadahdibagimenjaditiga a ibadahjasmaniyahdanruhiyah sholatdanpuasa b ibadahruhiyahdanamaliyah zakat c ibadahjasmaniyah, ruhiyah, danamaliyah pergi haji 4. Ditinjaudarisegibentukdansifatnya, ibadahdibagimenjadi a ibadah yang berupapekerjaantertentudenganperkataandanperbuatan, sepertisholat, zakat, puasa, dan haji; b ibadah yang berupaucapan, sepertimembaca Al-Qur’an, berdoa, danberdzikir; c ibadah yang berupaperbuatan yang tidakditentukanbentuknya, sepertimembeladiri, menolong orang lain, mengurusjenazah, dan jihad; d ibadah yang berupamenahandiri, sepertiihrom, berpuasa, dani’tikaf duduk di masjid; dan e ibadah yang sifatnyamenggugurkanhak, sepertimembebaskanutang, ataumembebaskanutang orang lain. 1. Wajib Yang dimaksud dengan wajib dalam pengertian hukum islam adalah ketentuan syar’I yang menuntut para mukallaf untuk melakukanya dengan tuntutan yang mengikat serta diberi imbalan pahala bagi yang melakukanya dan ancaman dosa bagi yang meninggalkanya 2. Sunnah Yang dimaksud dengan sunnah adalah ketentuan Syar’I tentang berbagai amaliah yang harus dikerjakan mukallaf dengan tuntutan yang tidak mengikat. Dan pelakunya diberi imbalan pahala tanpa ancaman dosa bagi yang meninggalkanya. 3. Haram Yang dimaksud dengan haram adalah tuntutan syar’i kepada mukallaf untuk meninggalkanya dengan tuntutan yang mengikat., beserta imbalan pahala bagi yang menaatinya dan balasan dosa bagi yang melanggarnya. Secara garis besar, ibadah itu dibagi dua yaitu ibadah pokok yang dalam kajian ushul fiqh dimasukkan dalam hukum wajib, baik wajib ain atau wajib kifayah. Termasuk kedalam kelompok ibadah pokok itu adalah apa yang menjadi rukun islam dalam arti akan dinyatakan keluar dari islam bila sengaja meninggalkannya yaitu 1. Ibadah Sholat Secara lughawi sholat mengandung beberapa arti yaitu berarti do’a, memberi berkah. Secara terminologi yaitu serangkaian dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam. Hukum melaksanakan sholat adalah wajib ain dalam arti kewajiban ditujukan kepada setiap orang yang telah dikenai beban hukum mukallaf dan tidak lepas kewajiban seseorang dalam sholat kecuali bila telah dilakukannya sendiri sesuai dengan ketentuannya. 2. Ibadah Zakat Dalam bahasa arab zakat berarti kebersihan, perkembangan dan berkah. Menurut istilah berarti menyerahkan harta secara putus yang telah ditentukan syari’at kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Hukum zakat adalah bersifat wajib. Yang telah disebutkan dalm Hikmah mengeluarkan zakat bagi harta yang dikeluarkan zakatnya bisa menjadikannya bersih, berkembang dengan berkah, terjaga dari berbagai bencana, dan dilindungi oleh Alla dari kerusakan, keterlantaran dan kesia-siaan. 3. Ibadah Puasa Puasa menurut pengertian bahasa ialah menahan diri dan menjauhi diri dari segala sesuatu yang bisa membatalkan, secara mutlak. Menurut pengertian syari’at puasa ialah menahan diri dari sesuatu yang dianggap dapat membatalkan, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat puasa, oleh orang muslim yang berakal dan tidak sedang mengalami haid atau nifas. 4. Ibadah Haji Haji secara etimologi berarti tujuan, kedatangan, dan pencegahan. Secara terminology haji berarti kepergian menuju mekkah pada bulan-bulan tertentu untuk melaksanakan bentuk-bentuk ibadah tertentu demi karena Allah. Apapun macam ibadah yang akan kita lakukan, yang pasti selalu menghadapi godaan baik yang berasal dari hawa nafsu kita sendiri maupun dari setan baik dari golongan jin dan manusia, antara lain perasaanmalas yang luarbiasa, entahkarenainginmenyelesaikanpekerjaandengansegera, ataukarenakelelahan. terhalangpekerjaan yang menumpuk. Dalamhaliniadamemangoknum yang menghalang-halangikitaberibadah. Misalnyadenganmendesak agar tugasituharuskitaselesaikansecepatnya. SehinggakitaabaikansholatDhuhuratauAshar. Orang yang menghalangi orang lain beribadahmendapatmendapatsiksaanduniaakhirat. Dan siapakah yang lebihaniaya selain dari orang- orangyangmenghalangimenyebutnama Allah dalam masjid-masjid danberusahauntukmerobohkannya? Merekaitutidaksepatutnyamasukkedalamnya masjid Allah, kecualidengan rasa takut. Mereka di duniamendpaatkehinaandan di akhiratmendapatazab yang besar. QS. 2/Al-Baqoroh 114 BAB III KESIMPULAN Oleh sebab itu upaya membentuk kepribadian manusia dengan memantapkan, menguatkan dan mengokohkan Ibadah dalam diri manusia. dengan Ibadah yang kuat, pikiran manusia menjadi tenang, emosinya stabil dan jiwanya tenteram, sehingga kepribadiannya juga mantap. 0% found this document useful 1 vote2K views15 pagesDescriptionPresentasi mengenai apa itu hubungan ibadah dengan akhlak serta pengertiannyaOriginal TitleHubungan Ibadah dan AkhlakCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 1 vote2K views15 pagesHubungan Ibadah Dan AkhlakOriginal TitleHubungan Ibadah dan AkhlakDescriptionPresentasi mengenai apa itu hubungan ibadah dengan akhlak serta pengertiannyaFull description JAKARTA - Diriwayatkan dalam sebuah hadits, Rasulullah Nabi Muhammad SAW pernah menjelaskan tentang Islam, iman dan ihsan dalam majelis yang dihadiri para sahabat dan didatangi Malaikat Jibril. Islam, iman, dan ihsan ini tidak bisa dipisahkan karena semuanya adalah satu kesatuan yang disebut agama Islam. Ustadz Galih Maulana dalam buku Antara Fiqih dan Tasawuf terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan mengapa Islam, iman dan ihsan adalah satu kesatuan yang disebut agama Islam. Ia menerangkan, meski Islam, iman dan ihsan disebut bertingkat-tingkat tapi bukan berarti maknanya mengerjakan satu level ke level berikutnya. Jadi yang dimaksud tingkatan adalah tingkatan keimanan. "Artinya yang tadinya keimanannya lemah, mengerjakan ibadah tidak optimal, masih suka bermaksiat, sampai pada tingkat keimanan tinggi yang mana mampu merasakan muroqobatullah," kata Ustadz Galih dalam bukunya. Ia mencontohkan orang yang imannya masih lemah. Maka orang tersebut akan mengerjakan sholat, namun sholatnya tidak khusyuk, tidak menjaga adab-adab dan sebagainya. Lain halnya dengan orang yang sudah mencapai derajat ihsan. Ketika orang tersebut sholat, hatinya khusyuk, adab-adabnya dijaga, sunah-sunahnya dijaga, dan sholatnya akan membentenginya dari berbuat maksiat. Inilah yang sangat sulit dilakukan oleh kebanyakan orang. Karena dalam praktiknya meskipun telah mengerjakan suatu ibadah lengkap dengan semua rukun dan sunahnya, tetapi belum tentu mampu menghadirkan hati sepenuhnya untuk tunduk dan merendahkan diri di hadapan Allah SWT. "Mungkin saja raga kita melaksanakan sholat tetapi hati kita sibuk bersama dunia," ujar Ustaz Galih. Ia menjelaskan, begitu juga dalam bermuamalah dengan manusia dan alam. Mungkin orang berakhlak baik hanya ketika ada kepentingan. Mungkin orang berakhlak baik hanya kepada golongannya saja. Padahal berakhlak baik adalah jenis ibadah juga. Rasulullah bersabda, "Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin di hari kiamat melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah sangat membenci orang yang suka berbicara keji lagi kotor." Ustadz Galih mengingatkan, inilah pentingnya belajar tasawuf di samping belajar fikih. "Barang siapa bertasawuf tanpa fiqih maka akan menjadi zindiq, barang siapa berfiqih tanpa tasawuf maka akan menjadi fasiq, dan barang siapa mengamalkan keduanya maka akan mencapai hakikat." Ustadz Galih mengatakan, meski penisbatan ucapan kutipan tersebut kepada Imam Malik masih diperbincangkan, namun maknanya memang benar adanya. Ketika orang bertasawuf namun tidak mempunyai pengetahuan tentang fiqih akan menjadi zindiq, ia akan seenaknya meninggalkan sholat karena merasa sudah dekat dengan Allah. Begitu juga orang yang tahu fiqih namun tidak bertasawuf. Orang itu akan bermudah-mudahan dalam menjalankan syariat, sholat asal-asalan yang penting sah. "Intinya Islam, iman dan ihsan adalah satu kesatuan yang dinamakan agama Islam, semuanya berjalan bersama beriringan, barang siapa memisahkannya maka telah berkurang sebagian dari agama," jelasnya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini HUBUNGAN IMAN,IBADAH DAN AKHLAKDALAM ASPEKKEHIDUPANKELOMPOK 6NURAZLAILA SAFIKAALVIONAAYU DIA MELISAIMANSecara bahasa iman dari lafadz tashdiq yangartinya percaya baik percaya kepada yangbenar atau yang bathil atau keduanyasecara istilah syar’i, iman adalah “Keyakinandalam hati, perkataan di lisan, amalan dengananggota badan, bertambah dengan melakukanketaatan dan berkurang dengan maksiat”IBADAHmenurut bahasa etimologi berarti merendahkandiri serta tunduk.menurut terminologi di definisikan sebagai taatkepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nyamelalui lisan para Rasul-Nya.Ibadah juga merupakan sebutan yang mencakupseluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah, baikberupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir secara etimologi , menurut pendekatan etimologi,perkataan akhlak berasal daribahasa arab jama’ daribentukmufradnya“Khuluqun”yangmenurutlogatdiartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku dan to read all 6 pages?Previewing 5 of 6 pagesUpload your study docs or become a to read all 6 pages?Previewing 5 of 6 pagesUpload your study docs or become a of previewWant to read all 6 pages?Upload your study docs or become a member.

hubungan ibadah dengan iman