Pasangansuami-istri yang bernama Abu abdillah dan Ummu abdillah yang memiliki 2 orang putri yang cantik . Anak pertama bernama anissa dan adiknya bernama dwi . Ummu abdillah sangat marah kepada suaminya yang lebih mementingkan sahabatnya dari pada keluarganya . Abu Abdillah tertawa dan berkata : Hahaa , Usamah lebih mengutamakan bagaimanacara mengatasai suami lebih menyayangi adiknya, dahulukan istri atau adik, hukum suami lebih mementingkan adiknya, hukum suami lebih mementingkan keluarganya, suami lebih mementingkan keluarganya daripada istri, suami lebih mementingkan orang lain daripada istri, suami lebih mementingkan saudaranya daripada Buku“Keluarga Bahagia” adalah buku yang khusus menyoroti kehendak Allah sejak penciptaan, bagaimana Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, kemudian menyatukan mereka untuk seumur hidup dan memerintahkan mereka untuk beranak-cucu. Buku ini juga bersifat aplikatif sehingga kita lebih mudah mengerti dan menerapkan prinsip firman Tuhan ini Inikarena hak suami atas istri sangatlah besar sebanding dengan kewajibannya. Suami harus mencari nafkah, melindungi keluarga, menghindarkan diri dan keluarganya dari api neraka, menjaga kehormatan, menjamin semua keluarga hidup dengan baik, pengambil keputusan, bertanggung jawab terhapap perilaku istri dan anaknya, dan suamilah yang akan CaraMenghadapi Suami yang Selalu Lebih Mementingkan Ibunya daripada Istri Hal yang Seharusnya Dilakukan Suami dalam Menyayangi Ibu dan Istrinya Produk Rekomendasi MamyPoko Pants Standar L 30 - SO Rp 49.500 Lactogrow 3 Vanila 1Kg Rp 123.000 Minyak Telon Bebe Roosie + Lavender & Olive Oil 6 4 % Rp162.900 Rp 155.900 Goon Smile Baby Usahakanuntuk tinggal beda rumah dengan keluarga yang menghina Sis. Lebih baik stress untuk mencari tambahan penghasilan daripada stress mikirin orang lain. Ayo sis berjuang, bertekadlah untuk bahagia, saling dukung dengan suami dan anak-anak. Dan jangan menyimpan dendam, lebih baik lupakan jika belum bisa memaafkan. zbRmXvF. Sebagai seorang istri, tentunya kamu ingin diutamakan oleh suamimu dalam berbagai macam hal. Namun, terkadang ada saja yang membuat suamimu justru lebih mengutamakan teman-temannya. Untuk menyentil suami yang lebih mementingkan teman daripada istri itu, kirimkan saja kata-kata sindiran yang kami siapkan di artikel memutuskan untuk berumah tangga, kamu dan suamimu seharusnya mengetahui apa yang menjadi prioritas utama. Namun, kalau suami lebih mementingkan teman-temannya daripada istri, tak ada salahnya kamu kirimkan kata-kata sindiran yang menyentil untuk mengirimkan kutipan tersebut, harapannya adalah agar ia dapat tersadar bahwa ia bukan lagi seorang bujangan. Jika ia tak mengubah perilakunya tersebut, bisa-bisa kehidupan rumah tangga kalian hanya akan dipenuhi oleh mengetahui apa saja kata-kata yang bisa dikirimkan untuk suami yang mementingkan teman daripada istri? Langsung saja simak ulasan yang telah kami siapkan di artikel ini!1. Pentingnya Keharmonisan Keluarga Urusan dengan teman, rekan kerja atau partner bisnis memang penting, namun adakah yang lebih penting daripada menjaga keharmonisan keluarga? Sikapmu terlalu berlebihan dalam mementingkan teman sehingga lupa bahwa kau memiliki istri dan anak yang perlu diperhatikan. Kata-kata yang satu ini cocok dijadikan sebagai sindiran untuk suami yang mementingkan teman daripada istri dan anak-anaknya. Tidakkah ia ingat bahwa ia kini telah memiliki keluarga yang harus dijaga keharmonisan dan kelanggengannya? 2. Mana yang Lebih Berarti Teman memang menjadikan kita lebih berarti dan merupakan tempat yang tepat untuk berkeluh kesah. Tapi tak bisakah mementingkan istrimu juga yang juga membutuhkan tempat bersandar. Keberadaan seorang teman dalam hidup seseorang itu memang penting, tapi bukan berarti seseorang sampai harus mengorbankan keluarganya. Karena bagaimanapun juga, keluarganya tentu juga membutuhkan keberadaannya di rumah. 3. Yang Akan Setia Menemani Hargailah istrimu sebagaimana engkau menghargai ibumu. Dahulukan istri daripada rekanmu karena ialah yang paling setia menemanimu di kala senang maupun susah. Sedang mencari caption yang bisa dijadikan sebagai pengingat untuk suami yang mementingkan teman daripada istri? Coba gunakan kutipan yang satu ini. Ingatkan bahwa ketika ia tengah dalam keadaan susah atau senang, kamulah yang selalu setia mendampinginya. 4. Bukan Hanya Barang Perhatian ke istri tidak hanya membelanjakan sesuatu yang disukainya. Tapi mencium ketika hendak pergi, memuji tentang keindahan istri dan tersenyum ketika berjumpa dengannya juga merupakan perhatian-perhatian yang seringkali dilupakan. Apakah suamimu adalah tipe pria yang mengira kalau ia bisa bebas menghabiskan waktu dengan temannya selama sudah memberimu hadiah? Padahal, selama ini yang kamu inginkan bukanlah harta, melainkan perhatian yang sepenuhnya. 5. Harus Berbagi Hidup itu harus saling berbagi, jangan egois dan maunya menang sendiri. Setelah memutuskan untuk menjalin rumah tangga, seharusnya kamu dan suamimu mulai saling berbagi. Memikirkan apa yang harus dilakukan berdua demi kelanggengan hubungan kalian. Bukannya seperti quote untuk suami yang satu ini, di mana ia lebih mementingkan teman daripada istri yang menantinya di rumah. Baca juga Kata Kata Ketenangan Hati dan Pikiran untuk Kamu yang Terlalu Keras Pada Diri Sendiri 6. Bukan Mahalnya Bantal Seberapa mahal harga sebuah bantal, tidak akan menggantikan tenang dan nyaman bahu seorang suami. Percuma memiliki barang-barang mahal yang dibeli demi membuatmu merasa nyaman. Karena bagaimanapun juga, tentu saja ketenangan dan kebahagiaan seorang istri itu akan lebih terasa jika ada suami yang selalu siaga. 7. Harus Mengalah Ada beberapa hal yang membuatmu harus mengalah, jangan keras kepala dan egois. Seperti yang disebutkan dalam quotes untuk suami yang mementingkan teman daripada istri sebelumnya, dalam hubungan rumah tangga itu diperlukan saling perhatian dan pengertian. Kalau perlu, kalian berdua harus mengalah pada hal-hal tertentu, seperti mengurangi waktu bersama teman-temannya. 8. Tidak Didengarkan Aku benci perasaan ketika aku berbicara dengan seseorang dan kemudian mengetahui jika ia tidak mendengarkan. Ketika sudah berhasil membuat suamimu tak lagi pergi dengan teman-temannya, kamu mungkin sudah mulai merasa lega. Namun, siapa sangka kalau ternyata selama berada di rumah, pikirannya masih saja terhubung dengan teman-temannya melalui gawai. Siapa yang tidak kesal kalau begitu? 9. Sudah Kuluangkan Waktu Bagian menyedihkan dari kenyataan ini adalah bahwa bahkan ketika aku mencoba meluangkan waktu hanya untukmu, kamu melupakan aku. Berdasarkan kutipan untuk suami ini, bagian tersedih dari pasangan yang mementingkan teman daripada istri itu bukanlah ketika kamu tidak diperhatikan. Yang paling menyedihkannya adalah ketika kamu sudah mencoba meluangkan waktu untuknya, tapi ia tak memberikan waktu yang sama untukmu. 10. Merasa Sendirian Hal terburuk dalam hidup ini adalah bersama orang-orang yang membuatmu merasa seolah-olah kamu sendirian. Karena suamimu lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya, tentu kamu jadi merasa kesepian di rumah. Padahal kalian sudah diikat oleh ikatan pernikahan yang penuh janji menjalani kehidupan sehidup dan semati. Tapi kenapa rasanya hanya kamu sendiri yang menjalaninya? Baca juga Kata-Kata Sindiran buat Istri Egois Sebagai Ungkapan Kekesalan 11. Siaga Suami siaga adalah yang siap antar ke mana-mana tanpa kata “nanti”, “sebentar” , atau “besok saja”. Setiap wanita pasti ingin memiliki pasangan siaga yang siap mengantar dan menjaga istrinya, begitu pula denganmu. Namun, kalau suamimu justru memilih untuk sibuk dengan temannya daripada mengurusmu, langsung saja kirimkan kata-kata untuk suami yang mementingkan teman daripada istri ini. 12. Merasa Iri Sebagai seorang istri, aku sangat iri dengan semua teman-teman yang bisa bersenang-senang bersamamu. Setelah menikah, kamu tentu berharap bisa semakin sering berduaan dan bersenang-senang dengan suamimu. Namun, apa daya rupanya ia justru lebih sering berpergian dengan temannya tanpa mengajakmu. Kamu pun hanya bisa menahan rasa iri dan cemburu di dalam dada. 13. Tak Terus Muda Jangan terlalu sibuk dengan teman-temanmu. Ketahuilah sayangku, aku tidak bisa terus muda, dan anak-anak hanya punya masa kecil sekali dalam hidup mereka. Kutipan yang satu ini bisa dijadikan sebagai sindiran untuk suami egois yang lebih mementingkan teman daripada istri. Ingatkan bahwa ia sudah memiliki anak-anak yang membutuhkan figur seorang ayah. Jangan sampai ia melewatkan masa kecil buah hati kalian yang berharga itu. 14. Jangan Sibuk Sendiri Suamiku, jangan jadikan kesibukanmu membuat kau melupakan istrimu yang menginginkan perhatianmu. Istri mana yang tidak menginginkan perhatian dari suaminya? Kamu pun tentu juga ingin menjadi satu-satunya yang diperhatikan oleh suamimu. Sayangnya, ia justru sibuk sendiri dengan teman-temannya seolah lupa sudah memiliki istri yang menantinya di rumah. 15. Tempat Bersandar Ketika aku bersandar di pundakmu, rasanya lebih nyaman dari suasana rumah. Engkau rumahku. Tapi sayang tempat bersandarku sedang jauh di sana. Cepatlah kembali, aku ingin bersandar lagi. Rasa sayang pada suami terkadang membuatmu merasa nyaman dan aman ketika ia berada di dekatmu. Karena terlalu sibuk bersama sahabatnya, kamu pun mulai kehilangan rasa nyaman itu. Kalau mencari sindiran untuk suami yang lebih mementingkan teman daripada istri itu, langsung saja kirimkan kata-kata yang satu ini. Baca juga Kata-Kata Sindiran buat Menyentil Orang yang Sok Benar dan Sok Bijak 16. Makna Senyum Ada dua arti ketika seseorang itu tersenyum, pertama tanda dia bahagia yang sesungguhnya. Kedua bisa jadi dia sebenarnya kecewa dan hancur namun senyumnya hanya sebuah pemanis saja. Banyak orang mungkin yang mengira kalau senyuman adalah tanda kebahagiaan. Padahal, seperti quotes mutiara untuk suami yang mementingkan teman dan menyakiti hati istri ini, terkadang senyum itu diperlihatkan untuk menutupi luka di dalam hati. Khususnya senyum para istri pada sang suami yang lebih memilih menghabiskan waktu bersama sahabatnya. 17. Jangan Menguji Kesabaran Aku memang sering bersabar, namun alangkah baiknya jika kamu tidak menguji kesabaranku. Selama ini mungkin kamu diam saja setiap kali suamimu memilih untuk pergi bersama teman-temannya daripada menghabiskan waktu di rumah. Namun, diammu itu bukan berarti mengizinkannya pergi. Karena bagaimanapun juga, kesabaranmu itu ada batasnya. 18. Tidak Egois Suami yang baik itu tidak egois. Ada berbagai kriteria seorang suami yang baik. Salah satunya dijelaskan kutipan singkat yang satu ini, yaitu tidak egois. Termasuk di dalamnya adalah tidak mengutamakan kebersamaan bersama sahabat dibandingkan istrinya. 19. Tidak Marah Aku tidak marah ketika kamu berbohong. Tapi aku kesal pada diriku sendiri karena tidak lagi bisa mempercayaimu. Karena terlalu sering kamu protes perihal pergi bersama teman-temannya, ada kemungkinan lama kelamaan suamimu itu membohongimu. Berkata tidak pergi bersama sahabatnya, tapi nyatanya tetap saja mereka nongkrong bersama. Sebagai sindiran, kirimkan saja kata-kata untuk suami pembohong yang mementingkan teman daripada istri ini. 20. Saling Menghargai Betapa indahnya kalau kita saling menghargai dan mengerti. Jangan saling egois dan nggak peduli. Hubungan rumah tanggamu dan pasangan tidak akan berjalan jika masih ada yang egois. Sepatutnya, kalian saling memahami dan menyayangi demi mencapai masa depan yang lebih indah. Tidak lucu, kan, kalau akhirnya pernikahanmu berakhir karena keegoisan suamimu? Baca juga Kata-Kata Selamat Malam Lucu yang Bisa Diberikan buat Orang-Orang Terdekat 21. Berkorban Hidup tanpa pengorbanan adalah hidup yang egois dan tidak akan menghasilkan buah yang baik. Eleksio Pattiasina Untuk mewujudkan masa depan rumah tangga yang lebih indah, kamu dan suami harus mengorbankan sesuatu yang bisa membawa kebaikan untuk kalian berdua. Meskipun tidak disebutkan dalam caption bijak untuk suami yang mementingkan teman dan tidak menghargai istri ini, tapi tentu saja kamu berharap suamimu mengorbankan hubungannya dengan teman-temannya. 22. Kata Paling Menyedihkan Seandainya. Itu kata paling menyedihkan di dunia ini. Mercedes Lacke Apakah kata yang paling menyedihkan di dunia ini? Berdasarkan kata-kata sindiran untuk suami yang tidak bertanggung jawab dan mementingkan teman daripada istri ini, jawabannya adalah seandainya. Seandainya saja suamimu lebih bertanggung jawab, seandainya saja suamimu lebih mengutamakanmu, rumah tanggamu pasti lebih bahagia. 23. Di Balik Pria Hebat Di belakang setiap pria hebat terdapat wanita yang tengah memutar matanya. Jim Carrey Kamu mungkin pernah mendengar pujian untuk suamimu yang diucapkan oleh sahabat-sahabatnya. Tentang kehebatan dan kebaikannya yang membuatmu beruntung memiliki suami sepertinya. Padahal, di belakang layar kamu lebih sering merasa kesal karena suamimu lebih memilih nongkrong bersama teman-temannya dibandingkan memikirkan masa depannya bersamamu. 24. Pasti Membenci Jika aku memperlakukanmu seperti halnya kamu memperlakukanku, kamu pasti akan membenciku. Apakah suamimu pernah menyatakan ketidaksukaannya ketika kamu pergi bersama sahabatmu? Padahal dia sendiri sering pergi bersama teman-temannya sesuka hati. Jika iya, coba ungkapkan kekesalanmu itu menggunakan kutipan mutiara untuk suami yang kurang perhatian dan mementingkan teman daripada istri ini. Coba kalau kamu terus bepergian dengan temanmu, pasti dia sendiri akan marah-marah, kan? 25. Malam yang Indah Aku pernah memiliki malam yang sangat indah, tapi bukan malam ini. Groucho Marx Sebagai seorang istri, tentu kamu berharap dapat menghabiskan malam indah bersama suamimu tercinta. Tapi, kalau dia sendiri lebih memilih untuk asyik nongkrong bersama kawan-kawannya, kamu pun jadi merasa kesal. Malam indah yang kamu bayangkan pun akhirnya hancur berantakan. Baca juga Kumpulan Ucapan Selamat Ulang Tahun untuk Orang Spesial sebagai Perwakilan Isi Hati Kata-Kata untuk Suami yang Mementingkan Teman daripada Istri Manakah yang Paling Menyentil? Setiap orang tentu mengharapkan rumah tangganya selalu dilimpahi kebahagiaan dan anugerah. Namun, terkadang ada saja cobaan yang mendatangi masing-masingnya. Ketika kamu menghadapi masalah suamimu yang lebih mementingkan sahabatnya, cobalah untuk membicarakan dengannya baik-baik. Kalau bisa, temukan solusi agar ia masih bisa berkumpul dengan temannya, tapi tetap mempedulikanmu. Dengan begitu, semoga saja rumah tangga kalian bisa berjalan dengan lebih baik dan penuh kebahagiaan. PenulisRizki AdindaRizki Adinda, adalah seorang penulis yang lebih banyak menulis kisah fiksi daripada non fiksi. Seorang lulusan Universitas Diponegoro yang banyak menghabiskan waktunya untuk membaca, menonton film, ngebucin Draco Malfoy, atau mendengarkan Mamamoo. Sebelumnya, perempuan yang mengklaim dirinya sebagai seorang Slytherin garis keras ini pernah bekerja sebagai seorang guru Bahasa Inggris untuk anak berusia dua sampai tujuh tahun dan sangat mencintai dunia anak-anak hingga sekarang. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar. SUAMI LEBIH MEMENTINGKAN IBUNYA DARIPADA KELUARGA?Oleh Ustadz Anas Burhanuddin MAPertanyaan. Assalâmu’alaikum. Bagaimana hukumnya kalau suami lebih mementingkn ibunya daripada anak dan istrinya? Tiap bulan suami saya selalu mengirimkan uang ke ibunya tapi kalau pemberian ke anaknya itu suka telat. Saya kecewa pak ustadz. Bagaimana dengan perbuatan suami saya itu? Bagaimana saya menyikapinya. Saya pernah mendengar dia mengatakan bahwa anak laki dan hartanya milik orang tua. Apa benar seperti itu dan bagaimana praktiknya yang benar? Terima kasihJawaban. Wa’alaikumussalâm wa rahmatullah. Seorang istri hendaknya bisa mendukung suaminya untuk melakukan berbagai ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla , termasuk berbakti kepada kedua orang tuanya birrul wâlidain –terutama ibunya- dan menyambung tali kekerabatan silaturahim. Membangun bahtera rumah tangga tidaklah berarti melupakan orangtua dan kerabat. Semua hak ini tetap bisa diberikan, namun perlu juga bagi sang suami untuk memahami skala prioritas sehingga tidak menimbulkan permasalahan di samping wajib memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, seorang suami juga wajib untuk membantu menafkahi orangtuanya jika mereka Mundzir mengatakan, “Para Ulama sepakat tentang kewajiban menafkahi kedua orangtua yang tidak punya pekerjaan atau kekayaan dengan harta anak mereka.” [1]Di antara dalil yang menjelaskannya adalah hadits berikutأَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ إِنَّ لِي مَالًا وَوَالِدًا، وَإِنَّ وَالِدِي يُرِيدُ أَنْ يَجْتَاحَ مَالِي؟ قَالَ ” أَنْتَ وَمَالُكَ لِوَالِدِكَ، إِنَّ أَوْلَادَكُمْ مِنْ أَطْيَبِ كَسْبِكُمْ، فَكُلُوا مِنْ كَسْبِ أَوْلَادِكُمْDiriwayatkan bahwa seorang badui datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan mengatakan, “Saya memiliki harta dan orangtua, dan ayah saya ingin menghabiskan harta saya.” Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Engkau dan hartamu boleh dipakai orangtuamu. Sesungguhnya, anak-anak kalian termasuk penghasilan terbaik, maka makanlah dari penghasilan anak-anak kalian.” [HR. Ahmad, no. 7001. Hadits ini dihukumi shahih oleh Ahmad Syakir, al-Albani dan Syu’aib al-Arnauth rahimahumullah]Namun menafkahi orangtua tidaklah wajib atas anak kecuali dengan dua syarat berikutOrangtua miskin dan membutuhkan anak kaya dan memiliki kelebihan nafkah setelah nafkah yang diberikannya kepada keluarganya. Syarat ini disepakati oleh para Ulama.[2]Jika kedua nafkah ini bisa dipenuhi, maka wajib bagi anak untuk melakukannya. Namun jika hartanya hanya cukup untuk salah satu nafkah saja, maka nafkah istri dan anaknya harus didahulukan daripada nafkah orangtuanya; karena nafkah keluarga adalah konsekuensi dari akad nikah, sehingga merupakan hak manusia. Sedangkan nafkah orangtua adalah bentuk kebaktian dan bantuan, sehingga masuk kategori hak Allâh Azza wa Jalla . Dan hak manusia didahulukan atas hak Allâh Azza wa Jalla ; karena hak manusia didasari musyâhhah saling menuntut sedangkan hak Allâh Azza wa Jalla didasari musâmahah pengampunan. Al-Amidi mengatakanحق الآدميِّ مرجَّح على حقوق الله تعالىHak manusia didahulukan atas hak-hak Allâh Azza wa Jalla[3]Khusus tentang prioritas dalam nafkah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,ابْدَأْ بِنَفْسِكَ فَتَصَدَّقْ عَلَيْهَا، فَإِنْ فَضَلَ شَيْءٌ فَلِأَهْلِكَ، فَإِنْ فَضَلَ عَنْ أَهْلِكَ شَيْءٌ فَلِذِي قَرَابَتِكَMulailah dengan menyedekahi dirimu sendiri. Jika ada sisa, sedekahilah keluargamu. Dan jika masih ada sisa lagi berikanlah kepada kerabatmu. [HR. Muslim, no. 997]Nafkah keluarga juga tetap wajib meski kepala keluarga jatuh miskin, sedangkan nafkah orangtua hanya wajib jika si anak mampu. Dan para Ulama telah sepakat akan wajibnya mendahulukan nafkah anak istri sebelum orangtua.[4]Adapun ucapan yang dipakai oleh suami untuk beragumentasi itu adalah sabda Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam dan itu merupakan hadits shahih. Namun kurang tepat jika hadits tersebut diterjemahkan “Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu orangtuamu.”Para Ulama pensyarah hadits ini menjelaskan bahwa huruf lam dalam kata “لِوَالِدِكَ” tidak menunjukkan kepemilikan milk, tapi berarti pembolehan ibâhah. Yakni bukan berarti harta anak menjadi milik orangtuanya, tapi boleh bagi orangtua untuk memakainya.[5]Dan bolehnya memakai harta anakpun tidak secara mutlak, namun ada syarat dan batasannya. Syaratnya adalah jika orangtua butuh dan batasannya tidak membahayakan dan merugikan kepentingan si anak. Tidak boleh pula mengambil harta anak untuk diberikan kepada anak yang demikian, jika kasusnya seperti yang diceritakan ibu, hal itu menunjukkan semangat suami untuk berbakti, dan itu adalah hal positif yang layak diapresiasi. Namun ada salah prioritas dalam praktiknya sehingga perlu diluruskan. Komunikasikan dengan baik dan sampaikan nasehat dengan halus. Betapa sering kita menyangka perbuatan kita sudah sesuai aturan agama, namun ternyata tidak demikian. Kesalahan semacam ini insyaallâh mudah diobati, dan obat mujarabnya adalah ilmu yang disampaikan dengan Allâh membimbing ibu sekeluarga kepada apa yang Dia cinta dan ridhai. Amin.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun XX/1438H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] Mughnil Muhtâj, asy-Syarbini, 5/183 [2] Lihat Hasyiyah Ibnu Abidin 2/678; Minahul Jalîl, 2/448; Mughnil Muhtâj, 3/446; al-Inshâf, 9/392 [3] Al-Ihkâm, 2/287; Al-Asybah wan Nazhâ`ir, Ibnu Nujaim, 4/161. [4] Lihat Nailul Authâr, asy-Syaukani, 6/381 [5] Lihat I’lâmul Muwaqqi’in, Ibnul Qayyim 1/116. Home /A6. Bersama Orang Tua.../Suami Lebih Mementingkan Ibunya... Ditulis oleh Siti NuryatiHubungan kuat yang terjalin antara suami dengan orang tua atau saudaranya adalah hal yang wajar. Karena orang tua lah yang membesarkannya dan ia juga juga tumbuh bersama saudara-saudaranya. Menjadi tidak wajar apabila suami lebih mendahulukan kepentingan keluarganya dibandingkan dengan istrinya. Terkadang suami tidak sadar bahwa prioritasnya telah berubah setelah menikah dan membangun rumah tangga. Anda lah sebagai seorang istri yang harus memberitahu dan menyikapi dengan sabar. Karena sejatinya sebagai seorang anak, sampai kapan pun harus tetap berbakti kepada orang tuanya. Setelah menikah, peran suami sebagai pemimpin bagi istri dan anak-anaknya harus tetap didahulukan. Bukan berarti orang tua dan keluarga suami tidak penting, namun ada batasan tertentu yang tetap harus dijaga oleh kedua belah pihak baik pihak istri maupun pihak keluarga suami. Sebelum menimbulkan masalah yang lebih serius lagi, Anda harus mengetahui bagaimana cara menghadapi suami yang lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dengan Anda sebagai istrinya. Nah, kali ini kami berikan ulasannya. Yuk simak bersama. 1. Komunikasikan dengan Suami Komunikasi memiliki peran sangat penting dalam membangun keharmonisan dalam rumah tangga. Dengan berkomunikasi pasangan cenderung menjadi lebih pengertian dan menghargai satu sama lain. Apabila ada satu hal yang tidak Anda sukai, maka sudah seharusnya Anda berterus terang kepada suami. Berbicaralah secara terbuka mengenai perasaan Anda. Jika memang Anda merasa suami lebih mementingkan keluarga atau saudaranya, ungkapkan padanya. Tidak menutup kemungkinan ia bisa sedikit berubah. 2. Hindari Konflik dengan Saudaranya Saat Anda menikah dengan pasangan, bukan hanya ia yang Anda nikahi. Namun Anda juga harus menjalin hubungan baik dengan keluarga suami dengan menganggap mereka sebagai keluarga Anda sendiri. Walaupun mungkin ada perasaan tidak suka atau kesal, yang paling harus Anda hindari adalah konflik. Sadarilah bahwa suami dan keluarganya adalah bagian dari kehidupan Anda dalam fase pernikahan. Sampai kapanpun suami akan tetap membutuhkan keluarganya sebagai support system di dalam kehidupannya. Yang Anda perlukan hanya kemauan untuk menjadi bagian dari keluarganya dan menempatkan diri sebagai anggota keluarganya. 3. Tidak Tinggal Satu Atap * sumber Setelah menikah, memang disarankan bagi pasangan suami istri untuk tinggal terpisah dari keluarganya. Hal ini ditujukan agar keduanya, baik istri atau suami menjadi lebih mandiri. Mereka bisa belajar bagaimana menjadi suami dan istri yang baik tanpa adanya campur tangan keluarga. Tinggal terpisah dari mertua atau keluarga suami juga merupakan salah satu upaya menghindari konflik. Karena ketika tinggal bersama mertua, Anda sebagai istri akan merasa selalu diawasi olehnya. Tak sedikit pula mertua yang ikut andil dalam pengambilan keputusan dalam rumah tangga anaknya. 4. Beri Perhatian Lebih * sumber Mungkin ada suatu alasan kenapa suami lebih mementingkan saudaranya dibandingkan dengan Anda sebagai istrinya. Bisa jadi ia kurang mendapatkan perhatian Anda, karena kesibukan Anda dalam pekerjaan atau perhatian Anda yang hanya terfokus pada anak-anak. Cobalah untuk memberi perhatian lebih kepada suami. Mulailah dari hal-hal kecil yang bisa membuat hatinya senang. Dengan harapan ia akan menyadari bahwa selain keluarganya, ia juga memiliki seorang istri yang harus menjadi prioritasnya. 5. Beri Suami Waktu Bersama Keluarganya * sumber Sejatinya tidak ada suami yang suka dengan istri yang terlalu banyak menuntut. Waktu yang ia miliki bukan sepenuhnya milik istrinya. Suami juga harus meluangkan waktu dan pikirannya untuk pekerjaan, teman-teman, dan keluarganya. Jangan hanya karena suami lebih perhatian terhadap keluarga atau saudara-saudaranya, lalu Anda melarang suami bertemu mereka. Cobalah bagi waktu kapan suami harus dirumah menemani Anda dan kapan suami bisa berkunjung ke rumah orang tua atau saudaranya. Jika Anda terlalu memaksakan kehendak, suami justru akan lebih sering menghabiskan waktu dengan mereka. 6. Hindari Emosi * sumber Seyogyanya seorang suami hendaklah memberikan izin dan peluang kepada istrinya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Namun, bukan berarti istri semena-semena tanpa meminda keredhoan atau keizinan kepada suami untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Terlebih kepada keluarga lain yang jauh. Sering terjadi istri terlalu cenderung kepada keluarganya saja, sementara kepada keluarga suami kurang peduli, bahkan kepada suaminya sendiri pun kurang menghormati, bahkan sampai ke tahap melunjak artinya mendurhakai suami. Seorang istri boleh saja mendengar kata nasehat keluarga, tapi hendaklah bisa menjadi mediator antara suami dan keluarganya, apabila terjadi perselisihan, yang bisa mengakibatkan perpecahan dan perpisahan dalam rumah tangganya sendiri. Istri Lebih Mementingkan Orang Lain daripada Suami Bagaimana hukumnya seorang istri yang lebih mentaati keluarganya dan juga bapaknya dan juga ibunda daripada suaminya? Apakah bisa digolongkan sebagai istri durhaka? Istri Lebih Mementingkan Orangtuanya daripada Suaminya, Artinya Istrimu Ingin Kedua Orang Tuanya Masuk Neraka?! Jangan terburu menghakimi, mari kita simaklah pembahasannya. Dari abu hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Andai boleh kuperintahkan seseorang buat bersujud kepada yang lain, niscaya kuperintahkan seorang istri buat bersujud kepada suaminya. ” hr. tirmidzi no 1159, dinilai oleh Al Albani seperti hadits Hasan Shahih. Ketika menerangkan hadits di atas penulis Tuhfatul Ahwadzi mengatakan, “Demikian itu diakibatkan banyaknya hak suami yang wajib dipenuhi oleh istri dan juga pula tidak mampunya istri buat berterima kasih kepada suaminya. Dalam hadits ini terdapat ungkapan yang sangat hiperbola menunjukkan wajibnya istri buat menunaikan hak suaminya karna tidak diperbolehkan bersujud kepada tidak cuma Allah. ” Bersumber pada hadits di atas sampai seorang istri berkewajiban buat lebih mendahulukan hak suami dari pada orang tuanya apabila tidak dapat jadi buat menyelaraskan 2 hal – hal ini. Syeikhul islam ibnu taimiyyah mengatakan, “seorang perempuan apabila telah menikah sampai suami lebih berhak terhadap pribadinya dibandingkan kedua orang tuanya dan juga pula mentaati suami itu lebih wajib dari pada taat orang tua” majmu’ Fatawa 32/261. Dengan demikian, apabila ada perselisihan, sampai istri wajib mendahulukan suaminya, meski sebisa dapat jadi menyelaraskan kehendak suami dan juga kedua orang tua terlebih dahulu. Akan tetapi perlu pula kita perhatikan, apa yang menjadi poin perintah suami? Apabila suami meminta sesuatu yang menyalahi syarat Islam, misalnya istri disuruh memutus silaturahim dengan keluarga dan orangtua? Tentu saja perintah yang semacam ini tidak boleh ditaati. Akan tetapi apabila berkaitan dengan tempat tinggal, kasus keuangan, sesuatu yang semestinya mampu dibuat kesepakatan di kala saat sebelum menikah, sampai sudah menikah, semestinya istri mendahulukan kepentingan suaminya, dan juga pula meminta pengertian pada kedua dan juga pula bapaknya. Hendaklah istri bijak mengatur kapan harus berdekatan dengan kedua Ibu Bapaknya, kapan harus mementingkan suami sekiranya bisa menimbulkan kemarahan dan perpecahan dalam rumah tangganya. Ilustrasi suami istri Foto Shutter StockDalam Islam, seorang suami memiliki tanggung jawab penuh untuk menafkahi istrinya secara lahir maupun batin. Ia harus memenuhi hak-hak sang istri dengan cara yang ma’ruf. Dalam surat al-Baqarah ayat 228, Allah Swt berfirman“Dan para perempuan memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf.”Tidak hanya nafkah, bimbingan dan kasih sayang juga harus diberikan suami kepada istrinya. Ini dilakukan agar hubungan suami-istri dapat berlangsung harmonis dan penuh ada kalanya suami lebih mementingkan ibunya, meskipun sudah berumah tangga. Bagaimana hukum suami lebih mementingkan ibunya daripada istrinya? Simak artikel berikut untuk mengetahui Suami Lebih Mementingkan Ibunya daripada IstrinyaKetika sudah menikah, seorang suami tetap harus berbakti kepada ibunya. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Siti Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW"Siapa yang lebih berhak terhadap wanita?" Rasullullah SAW menjawab, "Suaminya." Kemudian Siti Aisyah bertanya lagi, "Siapa pula yang berhak terhadap lelaki!" Rasulullah saw. menjawab, "Ibunya."Ilustrasi pasangan suami istri. Foto Shutter StockMenurut Elie Mulyadi dalam Buku Pintar Membina Rumah Tangga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warahmah, bila istri dan ibunya memiliki kebutuhan tertentu dalam waktu bersamaan, maka suami harus lebih mengutamakan ibunya. Maka, dapat disimpulkan bahwa hukum suami lebih mementingkan ibunya daripada istrinya adalah status kewajiban ini dapat hilang jika suami dihadapkan pada situasi yang genting. Misalnya, ketika istri melahirkan, sedang sakit, kecelakaan, dan lain-lain. Jumhur ulama mengategorikan situasi ini dalam bab tentang berbakti kepada ibu sebenarnya telah dijelaskan melalui sabda Rasulullah SAW. Namun, hadits ini bersifat universal, tidak terbatas pada laki-laki Muslim saja. Dari Abu Hurairah ra beliau berkata"Seseorang datang kepada Rasulullah dan berkata, Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi menj awab, 'Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapalagi ?' Nabi lalu menjawab, Kemudian ayahmu.” HR. Bukhari dan MuslimIbu disebut tiga kali dalam hadits tersebut. Ini menandakan bahwa kedudukan dan derajatnya tiga kali lebih tinggi dibanding ayah. Oleh karena itu, umat Muslim diwajibkan untuk berbakti kepada suami istri. Foto Shutter StockNamun, amanah untuk memperlakukan ibu dan istri dapat diamalkan sekaligus, tanpa mengabaikan salah satunya. Imam an-Nawawi berpendapat bahwa seseorang tidak berdosa ketika mengutamakan istri daripada ibunya, selama ia memenuhi kewajiban jika harus memilih, ia bisa mengutamakan nafkah istrinya dengan tetap menjaga perasaan ibunya. Dalam kitab Darul Kutub Al-Ilmiyyah, Imam an-Nawawi berkata“Seseorang tidak berdosa dengan tindakan itu ketika ia mencukupi nafkah ibunya jika ibunya adalah salah seorang yang wajib dinafkahi dengan baik. Tetapi yang utama adalah membahagiakan menjaga perasaan dan mengutamakan ibunya. Jika memang harus mengutamakan nafkah istri daripada ibu, maka seseorang suami harus menyembunyikan tindakan tersebut dari ibunya.”Apa kewajiban suami dalam hubungan rumah tangga?Apa hukum suami yang lebih mementingkan ibunya daripada istrinya?Bagaimana derajat ibu dalam Islam?

istri lebih mementingkan keluarganya daripada suami